Sebuah tulisan ternyata bisa mengisyaratkan
kejadian masa lalu. Itulah yang kita sebut sejarah. dari sanalah kita bisa tahu
banyak hal. Kita bisa mengetahui sejarah masa lalu dari bukti-bukti yang
tertulis baik berupa buku, atau tanda-tanda lain seperti tulisan pada batu
nisan, logo, koin dan lain sebagainya. Namun adakalanya, sejarah menjadi rusak
akibat ulah sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab, yang lebih mementingkan
kepentingannya sendiri meskipun harus rela menanggalkan kebenaran.
Seperti itu pula sebagian sejarah yang mewarnai
bangsa ini, Indonesia. Dahulu kala, sebelum bangsa Indonesia lahir, ada sebuah
kerajaan hebat di nusantara yang bernama Majapahit. Maka ingatan kita langsung
tertuju pada seorang Patih Gajah Mada yang terkenal dengan “Sumpah Palapa”-nya.
Ia berjanji tidak akan berhenti sebelum bisa mempersatukan seluruh
kerajaan-kerajan di Nusantara. Namanya kini diabadikan menjadi nama salah satu
universitas negeri di Yogyakarta. Lalu, apa yang bisa anda ingat tentang
Kerajaan Majapahit dan Patih Gajah Mada tersebut? Dalam buku-buku sejarah yang
kita baca semasa sekolah dulu, dijelaskan bahwa Majapahit adalah sebuah
kerajaan Hindu terbesar di nusantara. Wilayahnya meluas bahkan sampai ke Asia
Tenggara. Namun, benarkah demikian?
Sesekali berkunjunglah ke internet
ISLAMEDIA.WEB.ID. Anda akan mendapatkan sebuah fakta mengejutkan tentang hal
ini. Tahukah anda, ternyata Kerajaan Majapahit yang selama ini dikenal sebagai
kerajaan Hindu terbesar di nusantara sebenarnya adalah kerajaan muslim. Yang
lebih mengejutkan lagi, Patih Gajah Mada yang terkenal itu adalah seorang
muslim. Pendiri kerajaan Majapahit, Raden Wijaya juga seorang muslim. Tentu
saja, hal ini semakin menguatkan bukti bahwa kerajaan ini memang merupakan
kerajaan muslim terbesar di nusantara.
Pernyatan-pernyataan ini tentu bukan sekedar
omong kosong belaka. Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pengurus Daerah
Muhammadiyah Yogyakarta sengaja melakukan penelitian untuk melakukan kajian
ulang terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam
fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka tim ini kemudian
menerbitkan hasil penelitiannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.
Berikut diantara hasil penelitian
tersebut:
Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit
yang bertuliskan kata-kata ‘La Ilaha Illallah
Muhammad Rasulullah’. Sebagaimana kita ketahui, koin merupakan
sebuah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah wilayah kerajaan. Maka
sungguhlah mustahil jika dikatakan bahwa sebuah kerajaan Hindu memiliki koin
yang bertuliskan kalimat tauhid seperti ini.
Pada batu nisan Syaikh Maulana Malik Ibrabim (Sunan Gresik) terdapat tulisan yang
menyatakan bahwa beliau adalah seorang Qadhi (hakim agama
Islam) kerajaan Majapahit. Hal ini menunjukkan bahwa Agama
Islam merupakan agama resmi kerajaan tersebut.
Lambang kerajaan Majapahit
berupa delapan sinar matahari dengan beberapa tulisan arab yakni sifat, asma,
ma’rifat, Adam, Muhammad, Allah, tauhid dan Dzat. Mungkinkah sebuah kerajaan
Hindu memiliki logo/lambang resmi bertuliskan kata-kata arab seperti in?
Pendiri kerajaan Majapahit yakni
Raden Wijaya ternyata seorang
muslim. Beliau adalah cucu dari Prabu Guru Dharmasiksa, seorang Raja SundaIslam Pasundan yang hidup selayaknya seorang sufi.
Sedangkan neneknya merupakan seorang muslimah keturunan penguasa Kerajaan
Sriwijaya. sekaligus
ulama
Meskipun Raden Wijaya bergelar Kertarajasa
Jayawardhana (menggunakan bahasa sansekerta yang lazim digunakan saat
itu), tidak lantas menjadikan beliau seorang pemeluk Hindu.
Gelar seperti ini (menggunakan bahasa sansekerta) ternyata masih juga digunakan
oleh raja-raja muslim jawa zaman sekarang seperti Hamengkubuwono
dan Paku Alam di Yogyakarta serta Pakubuwono
di Surakarta/Solo.
Patih kerajaan Majapahit yang
terkenal dengan Sumpah Palapa-nya, Patih Gajah Mada
juga seorang muslim. Nama aslinya adalah Gaj Ahmada (terlihat lebih Islami, bukan?). Hanya
saja, orang jawa saat itu sulit mengucapkan nama tersebut. Mereka menyebutnya Gajahmada
untuk memudahkan pengucapan dan belakangan ditulis terpisah menjadi Gajah
Mada (walaupun hal ini salah). Kerajaan Majapahit
mencapai puncak keemasan pada masa Patih Gaj Ahmada. Konon,
kekuasaannya sampai ke Malaka (sekarang masuk wilayah Malaysia).
Setelah mengundurkan diri dari kerajaan, Patih Gaj Ahmada
lebih dikenal dengan sebutan Syaikh Mada
oleh masyarakat sekitar. Pernyataan ini diperkuat dengan bukti fisik yaitu pada
nisan makam Gaj Ahmada di Mojokerto terdapat
tulisan ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’.
Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol
pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Timur
tengah pun berada dalam situasi konflik yang tidak menentu. Terjadilah eksodus
besar-besaran (pengungsian) kaum muslim dari Timur Tengah
(tetutama keturunan Nabi yang biasa dikenal dengan sebutan alawiyah). Mereka menuju kawasan Nuswantara
(atau Nusantara) yang kaya akan sumber daya alamnya. Mereka pun menetap dan
melanjutkan keturunan yang sebagian besar menjadi penguasa kerajaan-kerajaan di
nusantara, termasuk kerajaan Majapahit.
Itulah beberapa fakta mengejutkan yang
tersembunyi dari kerajaan Majapahit. Anda terkejut? Saya pun
demikian. Mengapa bisa terjadi kesalahan seperti ini? Kita tahu, kawasan
nusantara saat itu dikuasai penjajah Belanda yang kafir. Dalam konteks Majapahit,
Belanda mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu,
diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi
kebanggaan masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan
Islam masuk ke Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah
berkembang dan ada dalam masyarakat. berkepentingan untuk menguasai Nusantara yang
Mengetahui fakta mengejutkan tentang Patih
Gajah Mada dan Kerajaan (Kesultanan) Majapahit ini
saya sangat bahagia. Satu lagi, tokoh menakjubkan yang mewarnai bangsa ini
ternyata seorang muslim. Setelah Kapitan
Patimura, pahlawan dari Maluku yang ternyata
seorang muslim (nama aslinya Ahmad Lussy,
bukan Thomas Matulesy), Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok
yang melakukan pelayaran besar-besaran di dunia (termasuk Indonesia)
yang juga seorang muslim (namanya menjadi Muhammad
Cheng Ho), kini giliran Patih Gajah Mada yang
diketahui seorang muslim (nama aslinya Gaj
Ahmada). Kita lihat saja nanti, apakah penelitian ini benar
atau tidak, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Wallahu A’lam.
sumber:http://menujubermartabat.wordpress.com/2013/05/06/benarkah-gajah-mada-itu-muslim/
0 tanggapan:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya dalam demensi lain mank obyd