LIBERALISME, SOSIALISME, KAPITALISME
Pada
sekitar abad 16 sampai saat ini, paham-paham liberalisme, kapitalisme, dan sosialisme telah bersaing untuk menjadi yang paling unggul dan
menguncang duniaedalam menjalankan perekonomian negara dan masyarakat
umum . Persaingan tesebut diwarnai dengan sengketa dan peperangan. Untuk lebih jelasnya mengenai paham-paham tersebut paper kali ini akan membahas mengenainya.
Liberalisme
Liberalisme adalah ideologi yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai polittik yang utama. Nilai
inti dari liberalisme adalah individualisme, rasionalisme, kebebasan,
keadilan dan toleransi. Liberal percaya bahwa manusia adalah yang
pertama dan utama, individual, membantu dengan alasan, menyuatakan bahwa
setiap individu akan menikmati kemungkinan kebebasan maksimum yang
tetap dengan merdeka. Walaupun individu dilahirkan sederajat dalam arti
moral yang sama, dan harus menikmati kesempatan yang sama, tetapi mereka
harus di beri penghargaan sesuai level talenta atau kemampuan bekerja,
yang merupakan prinsip ”meritokrasi”.
Masyarakat
liberal dikarakteristikan oleh perbedaan dan pluralisme diorganisasikan
secara politik pada dua keuntungan yang sama dari consent dan
constitualisme, digabungkan dalam bentuk demokrasi liberal. Perbedaan
yang signifikan antara liberlisme klasik dan liberalisme modern.
liberalisme klasik menekan bahwa manusia mementingkan diri sendiri, dan
memenuhi diri sendiri, orang harus bertanggung jawab atas hidupnya
sendiri. Sebagai doktrin ekonomi, liberalisme klasik pada hakikatnya merupakan suyatu ideologi yang membenarkan
penguasaan otoriter terhadap seluruh masyarakat yang kaya. Dibanding
dengan ideologi yang mendahuluinya, tak disangsikan bahwa ia merupakan
suatu langkah awal yang kita sebut demokrasi. Libaralisme klasik memuji
keuntungan dari pengaturan diri sendiripasar, dimana pencampura
tanganan pemerintah dipandang sebagai keburukan dan akibatnya.
Liberalisme klasik diekspresikan dalam teori keadilan alam,
utilitarianisme. Liberalisme modern mengarah pada tujuan yang lebih
simpatik pada negara, lahir dari paham bahwa kapitalisme yang tak
teratur menghasilkan ketidak adilan. Campurtangan negara dapat meluaskan
kebebasan dengan melindungi individu dari kejahatan sosial yang merusak
keberadaan orang banyak. Dengan kata lain, liberalisme klasik memahami
kebebasan sebgai istilah yang negatif, sebagai tidak adanya pembatas
pada individu. Liberalisme modern menjembatani kebebaasan pada
perkembangan perorangan dan realisasi diri sendiri.
Liberalisme
menjadi ideologi yang kuat pada tradisi Barat. Beberapa gambaran,
liberalisme sebagai ideologi pada industrialisasi barat dan
diidentifikasikan dengan masyarakat Barat secara umum. Liberalisme awal
mencerminkan aspirasi dari munculnya kelas industri menengah dan bentuk
awal liberalisme adalah doktrin politik. Liberalisme menyerang
absolutisme dan hak istimewa kaum feodal, termasuk membela
konstitusional dan akhirnya menghadirkan pemerintahan. Pada abad 19,
liberalisme klasik dalam bentuk liberalisme ekonomi memuji kebaikan dari
laissez-faire kapitalisme dan menghapus segala bentuk
campurtangan negara. Pada abad 19 bentuk dari liberalisme sosial
dimunculkan sebagai karakteristik dari liberalisme modern yang
menguntungkan pada kesejahteraan dan ekonomi.
Hal-hal
yang menarik dari liberalisme adalah komitmennya pada kebebasasn
individual, dan seimbang dengan perbedaan. Liberalisme tidak hanya
ideologi tetepi ’meta-ideologi’ dengan kata lain, liberalisme nekerja
keras untuk mencapai kondisi dimana orang dan kelompok dapat mendapat
kehidupan yang baik.
Liberalisme
mendapat kritikan dari beberapa paham. Marxist mempermasalahkan dalm
mempertahankan kapitalisme, liberalisme mencoba melegitimasi ketidak
samaan kelas kekuatan dan konstitusi dalam bentuk ideologi buorgoise.
Feminisme radikal memaksudkan pada hubungan
antara liberalisme dan patriarki yang diakarkan pada tafsiran memaksa
wanita untuk menjadi seperti pria dalam memenuhi kehidupan. Komunis
mendakwa liberalisme pada kegagalan memajukan moral sosial, mengatakan
bahwa liberalisme adalah resep untuk egoisme dan keserakahan yang tidak
berakhir.
Sosialime
Sosialisme
adalah paham yang bertujuan membentuk negara kemakmuran dengan usaha
kolektif yang produktif dan membatasi milik perseorangan. Inti dari
paham sosialisme adalah suatu usaha untuk mengatur masyarakat secara
kolektif. Artinya semua individu harus berusaha memperoleh layanan yang
layak demi terciptanya suatu kebahagiaan bersama. Hal ini berkaitan
dengan hakikat manusia yang bukan sekedar untuk memperoleh kebebasan,
tetapi manusia juga harus saling tolong-menolong.
Ciri
utama sosialisme adalah pemerataan sosial dan penghapusan kemiskinan.
Ciri ini merupakan salah satu faktor pendorong berkembangnya sosialisme.
Hal ini ditandai dengan penentangan terhadap ketimpangan kelas-kelas
sosial yang terjadi pada negara feodal. Gerakan
sosialis secara tradisional menyumbang perhatian dari kelas pekerja
industri/buruh. Gerakan sosialis bertujuan untuk mengakhiri pembagian
kelas atau class division.
Berikut merupakan para perintis sosialis
Robert Owen (1881 – 1858)
Pemikirannya
tentang sosialisme dituangkan dalam buku berjudul “A View of Society,
an Essay on the Formation of human Character”. Dalam
bukunya tersebut, ia menyatakan bahwa lingkungan sosial berpengaruh
pada pembentukan karakter manusia. Ia berusaha mencari caranya dengan
meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.
Karl Heinrich Marx (1818 – 1883)
Ia menciptakan sosialisme yang didasarkan atas ilmu pengetahuan.
Ia mengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar (kaum buruh).
Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi. Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Di negaranegara Asia – Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaran sosialisme.
Ia mengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar (kaum buruh).
Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi. Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Di negaranegara Asia – Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaran sosialisme.
Sosialisme
revolusionis tercermin pada tradisi komunis, dimana sosialisme hanya
dikenakan oleh para revolusioner yang menggulingkan sistem politik dan
sistem sosial yang ada.
Sosialisme
reformis (evolutioneri, parlementari,atau sosialisme demokrasi) dengan
kata lain, menganut sistem sosialisme melalui kotak suara dan merupakan
prinsip dasar deokrasi seperti perizinan, konstitusionalisme, dan
persaingan partai, yang merupakan praktek sosialis.
Fundamentalis sosialisme di buat untuk mengakhiri dan menggantikan sistemi set kapitalis. Revisionis sosialisme bertujuan tidak uintuk mengakhiri kapitalisme tetapai memperbaikinya, berusaha menjangkau sebuah pertolongan antara effiisiensi dari pasar dan pandangan moral dari sosialisme. Ini merupakan pandangan yang dipakai pada sosialisme demokrasi.
Unsur unsur yang mencolok dalam gerakan sosialis adalah sebagai berikut:
1. Agama
Attle menulis dalam bukunya The labour Party in prespective “tempat pertama bagi pengaruh-pengaruh yang membangun gerakan sosialis harus diberikan kepada agama. Christian socialist movement yang dipimpin oleh dua orang pebdeta Feredirck Maurice daan Charles Kingsley memberikan konsep yang mengatakan sosialisme harus di Kristenkan dan agama Kristen di sosialisasikan. George Lansbury, menulis dalam bukunya My England (1934)
“sosialisme, yang berarti cinta, kerja sama, dan persaudaraan dalam
setiap bagian dalam urusan kemanusiaan adalah satusatunya pernyataan
keluar dari kepercayaan orang kristen. Saya barkeyakinan teguh apakah
mereka insaf atau tidak, semuua yang menyetujuia dan menerima persaingan
dan perjuangan diantara satu dengan yang lain sebagai cara untuk
mendapatkan sepotong roti setiap hari,sesungguhnya telah mengkhianati
dan meniadakan Kemauan Tuhan”
2. Idealisme Etis dan Estetis
Idealisme
Etis dan Estetis adalah sumber penting dalam sosialisme. Idealime etis
bukanlah satu program politik atau ekonomi, melainkan satu pemberontakan
terhadap kehidupan yang kotor, membosankan, miskin dibawah kapitalisme
industri. Berkembang mula-mula di inggris, kapitalisme enghasilkan
kejelekan karena kaum industrialis tidak
membayangkan apa yang akan di perbuat cara hidup yang baru itu terhadap
keindahan alam. Betapa cepat kota-kota dan kampung yang indah menjadi
cacat dengan munculnya daerah perkampungan yang padat dan pusat-pusat
pabrik.
3. Empirisme Fabian
Empirisme
Fabian adalah aspek yang paling khas dari gerakan buruh inggris. Fabian
Society yang didirikan pada tahun 1884, namanya diambil dari nama
seorang jendral Romawi, Quintus Fabius Maximus Contractor-“pengulur
waktu”. Mottonya adalah “untuk mendapatkan waktu yang tepat, engkau
harus menunggu seperti yang dilakukan oleh Fabius. Tetapi apabila saat
yang tepat itu telah datang, engkau harus memukul dengan keras, jika
tidak kepayahanmu menunggu akan sia-sia”. Sydney Web menganggap
sosialisme (sebelas tahun sebelum didirikannya partai buruh) sebagaian
hasil yang tidak dapat dicegah dari pelaksanaan demokrasi secara penuh.
Tetapi ia menegaskan bahwa pendapatnya mengenai “keharusan cara
berangsur-angsur” tajam sekali perbedaannya dari keharusan perubahan
revolusioner yang menimbulkan bencana seperti anjuran Marx.Sydney Web
menegaskan dalam fabian essay bahwa pengarturan
kehidupan sosial hanya dapat terlaksana setapak demi setapak dan
“perubahan-perubahan organis’ penting hanya dapat berlangsung di bawah
empat syarat. Pertama, perubahan-perubahan semacam itu harus demokratis,
dapat diterima oleh masyarakat, dan “dipersiapkan dalam pikiran semua
orang”. Kedua, perubahan harus dilaksanakan secara perlahan-lahan dan
tidak menimbulakn dislokasi. Ketiga, perubahan jangan dianggap melanggar
kesusilaan oleh rakyat. Keempat, perubahan haruskonstitusional dan
bersifat damai.
4. Liberalisme
Liberalisme
telah menjadi sumber yang semakin penting bagi sosialisme, terutama
setelah partai-partai liberal menjadi tidak berarti di banyak negara.
Liberalis tidak begitu mudah masuk ke dalam sosialis karena keinginan
mereka yang kuat akan kebebasan perseorangan dan pembedaan seseorang,
masih tetep merupakan keyakinan khusus liberalis. Selain itu liberalisme
telah banyak menyumbangkan hal-hal yang berguna terus bagi sosialisme.
Karena pengaruh liberal, pemimpinpemimpin sosialis telah menjadi lebih
moderet dan kurang doktriner, juga mempunyai rasa hormat yang lebih
dalam terhadap kemerdekaan perseorangan. Liberalisme telah merubah
Partai Buruh menjadi sebuah partai yang lebih bersifat nasional daripada
partai yang didasarkan atas kelas. Liberalisme juga telah mewariskan
kepada Partai Buruh pesan liberal bahwa perombakan keaadaan dapat
dilakuakn tanpa menimbulkan kepahitan dan kebencian
Sosialisme
bangkit sebagai reaksi melawan kondisi ekonomi dan sosial oleh
pertumbuhan industri kapitalisme di Eropa. Kelahiran ide sosialis
berhubungan dekat pada perkembangan kelas pekerja industri yan baru dan
berkembang, yang menderita dari kemelaratan dan keburukan sebagai simbol
dari industrilisasi awal. Lebih dari dua ratus tahun sosialisme
menyusun kekuatan melawan kapitalis, dan menghubungkan penindasan dan keburukan di seluruh wilayah di dunia. Sosialisme
memprotes perbedaan tingkat sosialdan protes terhadap bahwa uang
sebagai ikatan pokok diantara manusia ( cash nexus). Pada
abad 20 sosialisme pernah mati, penyebabnya adalah kejatuhan komunis
dalam Revolusi Eropa Timur 1989-91 yang sebagian menghasilkan
globalisasi dan pergantian struktur sosial dan sebagian menghancurkan sosialisme.
Kapitalisme
Kapitalisme
adalah sistem ekonomi sebagai kepemilikan pribadi yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan
sebesar-besarnya. Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat
melakukan intervensi pasar guna keuntungan bersama. Kapitalisme muncul
sekitarabad ke-16 hingga abad ke-19, berkembang dari masyarakat feodal.
Praktek kapitalis berakar dalam bentuk komersil pertanian yang
diorientasikan pada pasar dan berkembang pada gaji buruh dan budak
kemudian lanjut pada masa perkembangan perbankan komersial Eropa
di mana sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai
suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan perdagangan
benda milik pribadi, terutama barang modal, seperti tanah dan manusia
guna proses perubahan dari barang modal ke barang jadi. Untuk
mendapatkan modal-modal tersebut, para kapitalis harus mendapatkan bahan
baku dan mesin dahulu, baru buruh sebagai operator mesin dan juga untuk
mendapatkan nilai lebih dari bahan baku tersebut. Kemudian berkembang
industri perusahaan produksi.
Ada
satu perbedaan yang sangat besar diantara kapitpenlisme dan
sistem-sistem pra-kapitalis:. Ekonomi kapitalis memberikan lebih banyak
kesempatan untuk mencari keuntungan dari sistem-sistem ekonomi
sebelumnya. Karena ada jaminan tiga macam kebebasan yang biasanya tidak
terdapat dalam sistem-sistem pra kapitalis: kebebasan untuk berdagang
dan mempunyai pekerjaan, kebebasan hak milik, dan kebebasan mengadakan
kontrak. Di tempat-ten=mpat yang ada instuisi perbudakan, orang-orang
yang diperbudak tidak dapat ikut serta dalam sistem mencari keuntungan.
Nasib ekonomi mereka ditentukan oleh kedudukan sosial mereka.
Kaum borjuis Prancis abdad ke 18rusaha
mengakhiri penguasaan ekonomi yang dikenal dengan ‘merukantilisme’.
Pada perdagangan, penanaman modal, dan pengembangan usaha, kapitalis
berusaha menghilangkan pengaruh Gereja Kaolik sebagai pemilik harta
kekayaan dan lembaga ekonomi. Kapitalis menuntut pengurangan kekuasaan
monarki dan penghapusan warisan hak-hak istimewa dan status sosial yang
membedakan para kapitalis dan kaum bangsawan. Kapitalis juga menghendaki
kontrol pada lembaga parlementer sebagai pengganti monarki; menuntut
sistem ekonomi perdagangan bebas yang berdasarkan kapitatalisme dan
asas-asas laissez faire (negara tidak campur tangan)
sebagai pengganti merkantilisme: dan menginginkan agar semua orang
mendapat kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri,
sekurang-kurangnya ketika lahir, tidak terbebani oleh
perbedaan-perbedaan gelar dan derajat sebagau pengganti hak-hak ist
`Adam Smith adalah tokoh ekonomi kapitalis klasik yang menyerang merkantilisme
yang dianggapnya kurang mendukung ekonomi masyarakat. Ia menyerang para
psiokrat yang menganggap tanah adalah sesuatu yang paling penting dalam
pola produksi. Gerakan produksi haruslah bergerak sesuai konsep MCM (Modal-Comodity-Money,
modal-komodita-uang), yang menjadi suatu hal yang tidak akan berhenti
karena uang akan beralih menjadi modal lagi dan akan berputar lagi bila
diinvestasikan. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan
tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire
atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas
sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.
Kesimpulan
Sosialisme,
libaralisme dan kapitalisme merupakan paham-paham yang saling bersaing
satu sama lain. Setiap paham berusaha untuk memberikan yang terbaik pada
setiap orang yang menjadi pengikut pahamnya. Namun setiap paham
mempunyai kekurangan yang menjadi kelebihan pada
paham yang lain dan kelebihan yang m,enjadi kekurangan paham yang lain,
sehingga bisa dikatakan setiap paham merupakan penyempurnaan dari
paham-oaham yang telah ada. Paham-pahan tersebut telah bersaing hampir
400 tahun, baik persaingan yang mengakibatkan peperangan kehancuran
maupun kebaikan.referenci:
http://johnpaulmanik.blogspot.com/2010/01/liberalisme-sosialisme-kapitalisme
www.scribd.com (situs di akses 28 desember 2009 )
www.globaljust.org (situs di akses 28 desember 2009 )
Budiajo,miriam.2008.Dasar-dasar ilmu politik-edisi revisi.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama
0 tanggapan:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya dalam demensi lain mank obyd